JAKARTA – Lambatnya investasi di KEK Tanjung Lesung mendorong Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Univ. Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) untuk melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
“Diharapkan menjadi pedoman bagi investor dalam mengambil keputusan dan mengantisipasi tantangan sebelum berinvestasi,” kata Dosen Pembimbing KKL Geografi Uhamka, Agung Adiputra.
Tema kajian risiko dan kesiapan masyarakat sengaja diangkat dalam mendukung investasi pada program pengembangan KEK di Indonesia.
“Sengaja kami angkat tema KKL ini tentang resiko dan kesiapan masyarakat daerah KEK, selain bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa juga dapat kontribusi nyata bagi pengembangan KEK Tanjung Lesung,” ungkap Agung.
Ia menjelaskan, kelompok mahasiswa dibagi dalam tim pemetaan dan tim kajian kependudukan untuk dapatkan kajian komprehensif berbagai risiko yang mungkin dihadapi investor di KEK Tanjung Lesung, termasuk risiko bencana alam seperti tsunami dan gempa bumi.
“Kejadian Tsunami pada 2018 di Tanjung Lesung menjadi catatan adanya risiko dalam berinvestasi. Data kajian yang dihasilkan mahasiswa berupa macam risiko dan langkah mitigasinya akan sangat penting dalam perhitungan peluang investasi,” jelas Agung.
Ia melanjutkan, Tim Geografi Uhamka juga mengkaji kesiapan masyarakat sekitar dalam mendukung KEK Tanjung Lesung.
“Kajian ini mencakup kesiapan sumber daya manusia dan peluang masyarakat dalam ekonomi kreatif. Hasil kajian ini diharapkan memberikan gambaran tentang peran masyarakat sebagai pendukung kemajuan KEK Tanjung Lesung,” ungkapnya.
Sementara, Pakar pengembangan kawasan Geografi Uhamka yang juga mendampingi kegiatan, Dr. Mushodik mengungkapkan bahwa KKL Uhamka bagian dari pengabdian kepada masyarakat.
“Kegiatan ini bentuk nyata untuk berkontribusi positif dan menjadi acuan bagi para stakeholder KEK Tanjung Lesung, mulai dari investor, pemerintah, hingga masyarakat sekitar,” jelasnya.
Baginya, kajian ini tak hanya bermanfaat dari segi informasi.
“Namun, juga sebagai jembatan antara dunia pendidikan dengan dunia nyata dalam proses pembangunan ekonomi Indonesia,” tegasnya.