JAKARTA – Juru bicara PKS, Muhammad Iqbal menilai, pencabutan pramuka dari kegiatan ekstrakurikuler merupakan kebijakan di luar nalar yang dilakukan Nadiem Makarim.
“Kebijakan ini tentu saja sungguh diluar nalar, karena saat ini kita menghadapi krisis kepemimpinan,” ujarnya saat memberi keterangan, Senin (01/04/2024).
Menurut dia, pramuka seharusnya diperkuat bukan malah mereduksi menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang tidak wajib diikuti siswa. Jiwa dan keterampilan memimpin sangat diperlukan dalam menghadapi Indonesia emas 2045.
“Kebijakan mas Menteri sungguh bertentangan dengan visi bangsa menghadapi Indonesia emas dan ini tentu saja akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia,” tutur dia.
Iqbal mengatakan, pramuka memiliki program sangat penting membentuk karakter yang tangguh dan menumbuhkan semangat nasionalisme. Terlebih, generasi z, kata dia, mempunyai masalah dengan interaksi sosial dan pramuka menjadi wadah yang tepat.
“Harusnya pemerintah meninjau ulang kebijakan tersebut, karena akan berdampak kepada kualitas sumber daya Indonesia masa depan,” tegasnya.
Iqbal mengatakan, Indonesia sedang menghadapi tantangan kepemimpinan. Kegiatan pramuka dapat menjadi wadah untuk mencetak calon pemimpin masa depan.
“Pramuka adalah kawah candradimuka dalam mencetak calon pemimpin masa depan, para pemimpin bangsa dan dunia usaha ini banyak yang berhasil berkat pramuka, karena pramuka melatih jiwa patriot, kepemimpinan dan pembentukan karakter,” imbuhnya.
Iqbal menegaskan, pramuka seharusnya tetap diwajibkan karena berdampak positif bagi pembentukan karakter siswa.
“Apalagi, di tengah gempuran teknologi informasi dan media sosial yang banyak membuat siswa anti-sosial,” bebernya.