BOGOR – Program Pendidikan Kader Pemuda Bela Negara (PKPBN) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Bela Negara Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Rumpin, Bogor, Jawa Barat, resmi ditutup, Senin (20/05/2024).
Penutupan dilakukan Deputi 1 Bidang Pemberdayaan Pemuda Asrorun Ni’am Sholeh mewakili Menpora RI Dito Ariotedjo.
“Tak terasa sudah satu pekan kita bersama di dalam proses pendidikan. Mulai dari pendidikan nonfisik di Jakarta dan pendidikan fisik di Rumpin ini, yang nanti akan dilanjutkan dalam kegiatan Bakti Pemuda Nusantara,” ujar Deputi Ni’am dalam arahannya.
Kata Deputi, setelah para peserta PKPBN berdiskusi dan membangun kerja sama tim selama dalam masa pendidikan, berikutnya dengan pengalaman kedisiplinan tersebut mereka akan mengaplikasikan apa yang telah diperoleh dengan terjun secara langsung ke masyarakat Lebak, Banten dalam Bakti Pemuda Nusantara.
Menurut Deputi Ni’am, penutupan ini terasa istimewa karena bertepatan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Sebab itu dia mengajak para peserta untuk merefleksikan sejenak atas sejarah peran kaum muda pada tahun 1908 dengan lahirnya organisasi Budi Utomo yang menjadi cikal bakal pergerakan nasional.
“Mereka berkumpul membangun kesadaran kebangsaan, mengkristalisasi nilai-nilai kecintaan pada Tanah Air, dengan komitmen Budi Utomo,” ujar Deputi.
Lebih lanjut disampaikan, salah satu kreator dan juga tokoh Budi Utomo adalah Dokter Sutomo, anak muda dari kampung, di Desa Ngepeh, Nganjuk, Jawa Timur tahun 1888. Usianya masih belia kala itu, belum genap 20 tahun, sebaya dengan usia para peserta PKPBN.
Karenanya para peserta PKPBN yang berkumpul mengekspresikan kecintaan pada Tanah Air dan kesadaran bela negara dinilai selaras komitmen Budi Utomo. Yaitu komitmen untuk merumuskan nilai-nilai kecintaan kepada Tanah Air di atas etika, moral, dan juga akhlak yang baik.
“Puncak akhlak yang baik adalah dedikasi kita untuk kepentingan bersama. Hari ini bersamaan dengan Hari Kebangkitan Nasional, rekan-rekan dilatih, dididik, dan juga dikader sebagai kader-kader bela negara yang tentu memiliki tantangan yang beragam, yang berbeda dengan tantangan yang dihadapi oleh kader-kader muda saat Budi Utomo didirikan,” urai Deputi Ni’am.
Untuk itu dirinya berharap pengalaman, pengetahuan, dan juga keterampilan yang didapatkan selama pendidikan kader bela negara baik nonfisik maupun fisik selama satu pekan ini dapat terinternalisasi untuk mengokohkan diri sebagai bagian dari elemen terpenting bangsa. Untuk mengintegrasikan seluruh sendi kehidupan di tengah keragaman dengan komitmen Bhineka Tunggal Ika.
Terakhir Deputi Ni’am berpesan supaya pengalaman ini jangan berhenti hanya untuk kepentingan pribadi. Melainkan perlu untuk disebarluaskan sebagai bagian dari kaum muda yang salah satu elemen pentingnya adalah sebagai agen perubahan.
“Agen perubahan meniscayakan kemampuan kita mempengaruhi orang-orang terdekat kita, dengan nilai-nilai kebajikan yang telah kita peroleh di dalam proses pendidikan hari ini. Komitmen itu kita tunggu dengan dedikasi dan juga kontribusi di dalam lingkungan strategis terdekat masing-masing,” beber Deputi.
“Selamat atas kemampuan, kesuksesan rekan-rekan menuntaskan proses pembelajaran di dalam pendidikan kader pemuda bela negara. Salam hormat untuk seluruh keluarga, dan pastikan pengalaman hari ini adalah pengalaman indah dan terbaik di dalam sejarah kehidupan kita semuanya. Salam Pemuda, Bela Negara,” tegas Deputi Ni’am.
Sebelumnya Asisten Deputi (Asdep) Wawasan Pemuda Edi Nurinda dalam laporannya memaparkan, PKPBN ini dilaksanakan dengan dua tahapan. Yaitu pertama pendidikan bela negara nonfisik di Hotel Mercure Ancol tanggal 13 s.d 15 Mei 2024 dengan mengundang para narasumber yang berasal dari praktisi dan akademisi.
Kedua, pendidikan bela negara fisik di Pusdiklat Bela Negara Kemhan RI Rumpin Bogor, tanggal 14 sampai 20 Mei 2024 dengan narasumber dari Pusdiklat Bela Negara Kemhan RI.
Peserta berasal dari 20 provinsi, organisasi kepemudaan, kemahasiswaan, dengan total 96 orang. Kurikulum bela negara nonfisik dan kurikulum yang diberikan berupa pembekalan soft skill untuk pengetahuan dan peningkatan kapasitas pemuda. Sedangkan untuk bela negara fisik diberikan kurikulum yang terstandarisasi dari Kemhan RI.
“Purna kegiatan pendidikan kader pemuda bela negara ini akan melanjutkan kegiatan pada program Bakti Pemuda Nusantara yang akan dilaksanakan selama 20 hari di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten,” sebut Asdep Edi.
Serangkaian kegiatan mewarnai upacara penutupan ini, meliputi demonstrasi baris-berbaris, defile pasukan, atraksi bela diri dan seni tari oleh para peserta PKPBN, penyematan peserta terbaik, penanaman pohon, diakhiri dengan menari Maumere secara bersama-sama.
Hadir mewakili Wakil Menhan RI dalam upacara penutupan ini yaitu Direktur Bela Negara Ditjen Pothan Kemhan RI Brigjen TNI G Eko Sunarto. Sementara jajaran Kemenpora yang hadir di antaranya Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah Dwijayanto Sarosa Putera, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional Alia Noorayu Laksono, serta Staf Khusus Bidang Kelembagaan Potensi Pemuda Venno Tetelepta.